Sabtu, 14 Februari 2015

Valentine's Day (5), Larangan Perayaan Valentine's Day di Daerah

Peduli Moral, Wali Kota Surabaya Larang Valentine Day


Peduli dengan moral warganya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerbitkan surat larangan perayaan Valentine Day. Surat pelarangan tersebut bernomor 421/1121/436.6.4/2015 tertanggal 12 Februari 2015 yang dikirim ke seluruh SMP, SMA dan SMK se-Surabaya.

Pihak sekolah diperintahkan mengirim surat kepada seluruh wali murid agar melarang anaknya merayakan Hari Valentine. Wali Kota Surabaya beralasan perayaan Hari Kasih Sayang bertolak belakang dengan norma agama, sosial dan budaya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan membenarkan larangan tersebut. Ia mengatakan, larangan perayaan Valentine untuk melindungi pelajar Surabaya agar tidak terjebak dalam budaya asing yang belum tentu sesuai diterapkan di Indonesia. 

"Bu Wali (Tri Rismaharini) sangat peduli dengan anak-anak sekolah, ini intruksi Bu Risma," katanya, Jumat (13/2/2015). 

Pihaknya meminta kepada seluruh wali murid agar meningkatkan pengawasan kepada anak-anaknya untuk tidak merayakan Hari Valentine. 

"Kami juga imbau wali murid karena pengawasan kami terbatas," jelasnya.

Bertentangan dengan Syariat Islam, Pemerintah Aceh Larang Valentine Day



Pemerintah Kota Banda Aceh melarang warganya merayakan Valentine Day karena dinilai bertentangan dengan syariat Islam.

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal mengimbau generasi muda, mahasiswa, siswa-siswi, dan seluruh masyarakat muslim di Banda Aceh, agar tidak merayakannya dalam bentuk apapun, karena merayakan hari tersebut bertentangan dengan syariat Islam.

"Karena Perayaan Valentine Day bertentangan dengan syariat Islam," ujarnya, Jumat (13/2/2015).

Illiza menjelaskan, perayaan Valentine adalah budaya kaum kafir yang sering dirayakan secara vulgar dalam bentuk pergaulan bebas muda-mudi dan bentuk ekspresi kasih sayang kepada pasangan atau lawan jenis tanpa ikatan pernikahan.

Kabag Humas Setda Kota Banda Aceh, Marwan menyebutkan, seruan ini sudah disebarkan ke sekolah-sekolah sejak kemarin, untuk mengantisipasi adanya perayaan Valentine.

“Seruan ini dikeluarkan untuk menjadi pedoman bagi semua pihak dalam rangka mengantisipasi berbagai bentuk perayaan Valentine Day 14 Februari 2015 di Kota Banda Aceh,” ujarnya.

Selain ke sekolah, seruan ini juga dikirimkan ke masjid-masjid untuk disampaikan dalam Khutbah Jumat.

Pemkot Depok Keluarkan Surat Pelarangan Valentine Day


Pemerintah Kota (Pemkot) Depok secara resmi mengeluarkan surat pelarangan perayaan Valentine kepada seluruh sekolah di Depok. Surat tersebut dikeluarkan melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok pada Jumat (13/2/2015).

Surat edaran tersebut bernomor 425/789-Set.Umum yang ditujukan kepada Kepala SD, SMP, SMA dan SMK Negeri dan Swasta Se-Kota Depok.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila menuturkan larangan tersebut dikeluarkan untuk mengantisipasi adanya tindakan yang merusak moral siswa seperti seks bebas, dalam merayakan hari Valentine atau hari kasih sayang.

"Karenanya kami melarang semua sekolah menggelar kegiatan yang berkaitan dengan perayaan hari Valentine," kata Herry seperti dikutip Warta Kota, Jumat (13/2/2015).

Menurut Herry, surat edaran tersebut sudah disebar ke semua sekolah di Depok, adapun isi dari surat tersebut antara lain:

Pertama, agar sekolah mengisi kegiatan-kegiatan positif yang sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran Indonesia.

Kedua, melarang kegiatan siswa yang berkaitan dengan hari kasih sayang atau Valentine Day, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Dan ketiga, mengajak peran serta masyarakat, khususnya orangtua dan wali murid untuk lebih peduli menjaga dan mendampingi putra-putrinya.

Herry berharap 3 poin utama di surat edaran tersebut ditaati semua sekolah dan siswa di Kota Depok. "Ini sebagai upaya kita menciptakan sumber daya manusia yang unggul, kreatif, dan religius di Kota Depok, serta mempersiapkan generasi terbaik yang berbudi pekerti di masa depan," pesannya.

Dinas Pendidikan Jabar Larang Perayaan Valentine Day


Untuk menyelamatkan generasi muda dari pergaulan bebas, Dinas Pendidikan Jawa Barat melarang para siswa untuk merayakan hari Valentine Day. Perayaan tersebut dinilai lebih menjerumus kepada seks bebas.

"Kami melarang siswa untuk merayakan Valentine," ujar Ahmad Hadadi, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jabar, seperti dikutip inilah.com Jumat (13/2/2015)

pihaknya mengimbau kepada guru dan kepala sekolah untuk mengawasi para siswa pada 14 Februari besok. Guru dan kepala sekolah juga diminta lebih mengarahkan para siswa kepada kegiatan yang lebih positif.

Selain itu, guru dan kepala sekolah juga diminta lebih peduli kepada para siswa. Pasalnya, siswa merupakan masa depan bangsa.

"Lebih baik siswa diarahkan merayakan Valentine dengan menyantuni fakir miskin atau berbagi kasih sayang kepada orang tua di panti jompo," katanya.

Larangan perayaan Valentine kepada para siswa itu tertuang lewat surat resmi tertanggal 13 Februari 2015 yang diedarkan ke kabupaten/kota. Berikut isi surat tersebut:

Dalam rangka menjaga para pelajar terhindar dari perbuatan yang tidak sesuai norma agama dan sosial budaya, berkaitan dengan issu di media sosial tentang perayaan Valentine Day 14 Februari 2015 kami mohon saudara melakukan langkah-langkah berikut:

1. Melarang siswa untuk merayakan valentine day 14 Februari 2015 (hari kasih saying) di sekolah ataupun luar sekolah.

2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota agar menginstruksikan kepada para kepala sekolah untuk melakukan pemantauan / pengawasan kegiatan para siswa.

3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota beserta jajarannya agar melakukan pengawasan aktifitas para siswa di wilayah masing-masing.

Ajiib, Wali Kota Bandung Juga Larang Valentine Day


Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghimbau warganya untuk tidak merayakan Valentine Day. Hal tersebut ia ungkapkan dalam akun twitternya, Jumat (13/2/2015).

"Jangan merayakan sesuatu yang kita tidak pahami dengan pasti, warga Bandung, terutama pelajar dan mahasiswa sebaiknya tidak merayakan hari Valentine," kata Ridwan Kamil dalam akun twitternya, @ridwankamil.

Himbauan tersebut disambut baik oleh banyak kalangan, khususnya warga Bandung. Banyak yang merespon tweet dari Ridwan Kamil.

"Saat pemimpin mengajak kebaikan dan mencegah potensi kemungkaran, maka berkah lah, InsyaAllah :) " tulis akun @kangfubaik menanggapi Ridwan Kamil.

"Alhamdulilah pak saya bangga pnya sosok penimpin yang seperti bapak , setiap pemimpn slalu ada pertngung jwaban di hdpn allah," tulis @endasanjayaa.

Ada juga yang menanggapi dengan gaya humor, misalnya akun @NinaAdjignon, ia mengatakan "mendingan vengantine drpd valentine".

Mahyeldi Asyarullah: Tidak Ada Valentine Day di Padang


"Tidak ada yang namanya Valentine Day di Padang," demikian ditegaskan Wali Kota Padang, Mahyeldi Asyarullah beberapa waktu lalu, menurutnya Perayaan tersebut lebih bermuatan hal-hal negatif. 

Dijelaskannya, warga Kota Padang mayoritas Muslim, dan di dalam Islam kasih sayang itu sepanjang waktu.

Mahyeldi juga menegaskan jika ada pedagang yang menjual pernak-pernik "Valentine" akan dirazia, apalagi disinyalir saat ini beredar hadiah alat kontrasepsi.

"Ini sudah tidak benar dan tidak sesuai etika dan norma orang timur," katanya.

Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Pendidikan Sumbar, Anwar Abbas menyatakan budaya "Valentine" tidak ada dalam ajaran Islam. Untuk itu, generasi muslim untuk menghindari, atau menolak perayaannya.

Ramai-ramai Tolak Perayaan Hari Valentine

I'm muslim, no Valentine days.  Begitulah bunyi tulisan yang ramai di media sosial facebook. Tulisan tersebut digunakan pemuda muslim dan muslimah untuk memgkampanyekan penolakan perayaan hari valentine dengan berfoto sambil memegang tulisan tersebut.
Ada yang berfoto sendiri namun ada juga yang berfoto secara bersama-sama. Tak jarang, ada yang menjadikan foto tersebut sebagai foto profile akun media sosialnya.

Contohnya pada akun Facebook milik Ayatul Husna. Ia memasang foto profile gambar dirinya sambil memegang tulisan valentines day? Not for me, because i'm muslim. Sebanyak 102 orang menyukai foto profile tersebut.

Pengguna facebook lainnya, Hilman Hendra (23) memang tidak berfoto selfie dengan memegang tulisan yang berisikan penolakan tersebut.
Ia memilih untuk membuat design gambar kartun yang bertuliskan I'm muslim and no valentine days dengan menambah kata #smartmuslim di bawah foto tersebut. Ia menyebarkan gambar tersebut di akun facebook miliknya sebagai bentuk kampanye.

Pemuda yang saat ini aktif sebagai pendakwah di sekolah ini mengaku alasan ia mendesain gambar tersebut sebagai bentuk pencerdasan umat.
Menurutnya, Indonesia yang mayoritas penduduk Muslim seharusnya berpikir tentang fungsi dari paham yang hadir di indonesia. Khususnya yang bertolak belakang dengan kebiasaan Islam.
"Semoga dari sebuah design yang saya buat ini banyak umat yang berpikir cerdas," ujar Hilman kepada Republika, Jumat (13/2). (SI Online/Republika Online)

Alhamdulillah, Wali Kota Makassar Larang Perayaan Valentine Day


Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto secara tegas melarang perayaan dan penjualan suvenir yang berkaitan dengan Valentine Day. Ia beralasan Valentine Day bukan budaya Indonesia.

"Saya melarang perayaan termasuk penjualan suvenir-suvenir valentine yang bergambar love atau hati," kata Ramdhan kepada Wartawan di Balai Kota Makassar, Selasa (10/2/2015).

Menurutnya, perayaan atau pembelian produk tanda hati cenderung hanya mengikuti budaya asing yang tidak sesuai budaya Timur. 

"Ini mengajak kita kesesatan dan mengarah kesusilaan, kasih sayang tidak mesti harinya di buat-buat, karena kasih sayang itu tidak ada batasan apalagi penentuan hari," tegasnya.

Pihaknya berencana akan mengelar inpeksi mendadak atau sidak ke sejumlah penjual suvenir Valentine di Kota Makassar. "Saya tidak pernah setuju ada Hari Kasih Sayang atau disebut Valentine's Day, kita segera sidak," ujar Ramdhan, yang akrab disapa Danny Pomato itu.

0 komentar:

Posting Komentar