Senin, 09 Maret 2015

Toleransi Antar Umat Islam



Habib Muhammad Rizieq Syihab
Imam Besar FPI



Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ...

Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wash-sholaatu Was-salaamu 'Alaa Rosuulillaah ...
Wa 'Alaa Aalihi Wa Shohbihi Wa Man Waalaah ...

Istilah At-Taqriib Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam atau Pendekatan Antar Madzhab Islam dikritisi oleh Dua Pemikir Islam abad ini :

PertamaProf.DR.Yusuf Al-Qordhowi Ketua Persatuan Ulama Islam Dunia, menyatakan bahwa istilah At-Taqriib Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam kurang tepat, karena kata Madzhab berkonotasi Fiqih, sedang Khilaf dalam Fiqih dianggap sudah selesai, dan tidak lagi menjadi penyebab perpecahan umat Islam, serta dalam masalah Fiqih sudah terbangun dengan baik saling pengertian di antara umat Islam. Menurutnya, istilah yang lebih tepat adalah At-Taqriib Bainal Firoqil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Firqoh Islam, karena kata Firqoh  lebih fokus kepada Aqidah, dan memang Khilaf dalam Aqidah inilah yang belum selesai, dan telah membuat umat Islam masih terpecah belah hingga kini, bahkan saling menyesatkan dan mengkafirkan antara Firqoh, sehingga perlu dibangun upaya Taqrib Antar Firqoh Islam.

Kedua, Prof.DR.Kamaluddin Nurdin Marjuni, MA, seorang Guru Besar Aqidah dan Filsafat asal Indonesia di USIM (Universitas Sains Islam Malaysia), mengkritisi istilah Taqriib yang artinya Pendekatan, menurutnya istilah Taqriib yang artinya Pendekatan berkonotasi penyatuan Madzhab, sehingga sering disalah-pahami oleh umat Islam sebagai upaya penyatuan Madzhab-Madzhab Islam menjadi satu Madzhab saja, atau pemaksaan suatu madzhab kepada pengikut madzhab yang lain. Karenanya, menurutnya yang lebih tepat adalah istilah Tasaamuhyaitu Toleransi, sehingga bisa dipahami sebagai upaya membangun saling pengertian dan saling menghargai serta saling menghormati antar pengikut madzhab, tanpa menyatukan madzhab-madzhab yang ada, apalagi memaksakan suatu madzhab kepada pengikut madzhab lain. Jadi, istilah At-Taqriib Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Taqrib Antar Madzhab Islam seyogyanya diubah menjadi At-Tasaamuh Bainal Madzaahibil Islaamiyyah yaitu Toleransi Antar Madzhab Islam.

ISTILAH UNIVERSAL

Kedua Kritik tersebut sangat ilmiah dan argumentatif serta tulus untuk mewujudkan dan membangun Ukhuwwah Islaamiyyah di antara umat Islam dalam aneka perbedaan paham Fiqih mau pun Aqidah selama tidak keluar dari batasan Ushuluddin yang sangat prinsip dan mendasar baik dalam Aqidah, Syariat mau pun Akhlaq.

Karenanya, berangkat dari kedua kritik akademik tersebut, maka istilah yang patut dipilih disini adalah At-Tasaamuh Bainal Madzaahib wal Firoqil Islaamiyyah yaitu Toleransi Antar Madzhab dan Firqoh Islam. Disini kata Madzhab tetap dicantumkan, karena masalah Fiqih hingga kini masih sering dieksploitasi dan dimanipulasi untuk memecah belah umat Islam, sehingga tetap perlu secara terus menerus dibangunDialog Antar Madzhab Islam. Apalagi masalah Aqidah, tentunya lebih penting dan teramat darurat untuk dibangun Dialog Antar Firqoh Islam.

Namun demikian, terlepas dari perbedaan dan kritik istilah di atas, maka istilah yang lebih universal adalah : At-Tasaamuh Bainal Muslimiinyaitu Toleransi Antar Umat Islam.

MEMBANGUN TOLERANSI

Dalam membangun Toleransi Antar Umat Islam maka yang pertama harus dilakukan adalah menghidupkan Dialog Antar Umat Islam dari berbagai Madzhab dan Firqoh Islam, secara ilmiah dan berakhlaqul karimah. Dialog adalah Pintu Gerbang untuk menumbuhkan saling pengertian antar penganut Madzhab dan Firqoh Islam, serta menjadi media untuk menyampaikan pendapat suatu Madzhab atau Firqoh dan mendengarkan pendapat Madzhab atau Firqoh lain. 

Allah SWT telah membimbing Nabi-Nya untuk selalu membuka diri dalam berdialog dengan orang-orang kafir. Bahkan Allah SWT memberi petunjuk dan arahan kepada Rasulullah SAW bahwasanya berdialog dengan orang-orang kafir dalam rangka berda’wah harus dengan cara yang terbaik, sebagaimana firman-Nya SWT dalam QS.16.A-Nahl ayat 125 :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya :  ”Serulah (Ahlul Kitab) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta bantahlah (debatlah / dialoglah) mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnysa Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Nah, jika berdialog dengan orang-orang kafir saja harus dengan cara yang Terbaik, apalagi berdialog dengan sesama muslim. Dialog Lintas Agama saja harus dengan cara yang ramah dan santun, apalagi Dialog Lintas Madzhab dan Firqoh Islam, termasuk Dilaog dengan Syi’ah danWahabi.

Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin ...(habibrizieq.com)

0 komentar:

Posting Komentar